Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan kereta pelabuhan dapat beroperasi di awal 2016. Pengoperasian jalur kereta tersebut diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas kendaraan di yang ada di pelabuhan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengatakan, tahap pembebasan lahan dari pembenahan jalur kereta Pelabuhan Tanjung Priok yang menghubungkan Jakarta International Container Terminal (JICT) sudah berhasil diselesaikan. “Yang masuk JICT sudah beres lahannya tinggal pembangunannya. Awal tahun beroperasi, karena dari 7 rumah sudah diselesaikan?,” kata dia di Jakarta, Senin (21/12/2015).
Namun, jalur kereta tersebut belum bisa dihubungkan dengan Stasiun Tanjung Priok. Pasalnya, ruas jalur tersebut masih dalam proses pembebasan lahan. “Pembebasan lahan dengan KAI. Tidak bisa integrasi dengan kereta barang di Tanjung Priok. Jadi tidak masuk ke stasiun Tanjung Priok, targetnya Maret 2015,” tutur dia, seperti dilansir liputan6.com.
Pengoperasian kereta pelabuhan tersebut bertujuan untuk mengurangi penumpukan barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan menggunakan kereta, barang akan lebih cepat diangkut dan biaya pengiriman lebih murah.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli menyatakan, biaya angkut barang di terminal Pelabuhan Tanjung Priok lebih mahal dua kali lipat ketimbang terminal peti kemas Gede Bage, Bandung. Murahnya biaya angkut di Terminal Gede Bage karena memanfaatkan transportasi kereta. Sementara itu, pengangkutan barang di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengandalkan truk kontainer. Oleh karena itu, ia ingin mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Priok.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2015/12/22/kemenhub-targetkan-kereta-pelabuhan-tanjung-priok-beroperasi-tahun-2016/