Merdeka.com – Dalam rangka penyiapan Hub Spoke Tol Laut dan muatan balik termasuk daging sapi beku di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi, gencar melaksanakan koordinasi dan peninjauan lapangan ke fasilitas terkait, khususnya ke Kota dan Kabupaten Kupang pada tanggal 24 November 2020.
Koordinasi dilakukan antar Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pelayan publik tol laut, di antaranya ; Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Sekretariat Kabinet, Bappenas, Pelindo III, dan PT Pelni.
“Kegiatan ini juga melibatkan beberapa pelaku bisnis yang memiliki minat dan kepentingan terhadap penyelenggaraan tol laut di Provinsi NTT. Kunjungan lapangan dilakukan ke lokasi Rumah Potong Hewan (RPH) Noelbaki dan Ruminansia serta Pelabuhan Tenau sebagai pelabuhan singgah tol laut,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Djoko Hartoyo dalam laporan resminya, Rabu (25/11).
Kemudian, Gubernur NTT Viktor Laiskodat pun menyampaikan bahwa propinsi NTT meskipun memiliki sumber daya alam yang kaya tetapi tergolong sebagai provinsi termiskin No-3 di Indonesia, menurutnya dalam banyak hal Provinsi NTT bergantung ke daerah lain. Padahal pada masa sebelumnya NTT memiliki hubungan logistik secara langsung yang cukup maju dengan negara lain, dibuktikan dengan pabrik kulit dan pabrik es pertama di Indonesia Timur didirikan di NTT.
“Untuk telur saja NTT masih mendatangkan dari daerah lainnya terutama pada perayaan hari besar keagamaan, di samping itu kebutuhan pakan ternak dengan total harga sekitar 1,8 triliun rupiah juga masih dipasok dari Pulau Jawa. Interkoneksi antar pulau masih menjadi kendala dan menjadi penyebab biaya logistik yang tinggi.
Kami sangat mengharap kehadiran tol laut akan membantu banyak dalam menurunkan biaya logistik dan meningkatkan perdagangan komoditas unggulan dari NTT seperti garam, ternak, produk hortikultura seperti semangka alpukat dll. Khusus untuk rencana pengiriman daging beku sapi, perlu dikelola dengan baik menyangkut preferensi konsumsi masyarakat NTT berbeda dengan di wilayah lain, di tempat lain suka kepala-usus-buntut sapi sementara masyarakat NTT tidak menyukainya,” jelasnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.merdeka.com/peristiwa/kemenko-marves-terus-kawal-penyiapan-hub-spoke-tol-laut-dan-muatan-balik-di-ntb.html
Salam,
Divisi Informasi