Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih mengatakan, pasar ekspor mebel Indonesia merupakan kelas premium yang berada di kawasan Amerika dan Eropa. Hanya saja, jarak pengiriman produk yang jauh itu belum diimbangi dengan biaya logistik yang sepadan.
“Kalau dibandingkan dengan Cina dan Vietnam (sebagai produsen), kita itu jarak angkutnya enam jam lebih jauh. Masalahnya, logistik kita masih mahal,” kata Gati saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (11/9).
Meski begitu dia menegaskan, secara kualitas dan harga produk mebel Indonesia sangat berdaya saing. Indikasinya, untuk beberapa produk mebel dan produk olahan kayu permintaan ekspor terus berjalan meski terjadi penurunan ekspor pada tahun ini.