JAKARTA-Pelaku industri otomotif menganggap putusnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah yang menghambat jalur distribusi harus dijadikan evaluasi pemerintah dalam membenahi sistem moda transportasi secara umum.
General Manager External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Teguh Trihono mengatakan tersendatnya arus barang hingga hari ini yang menuju wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur telah memusingkan pelaku bisnis sektor otomotif. Menurutnya, saat ini moda jalan darat masih merupakan andalan bagi aktivitas distribusi barang, termasuk produk otomotif.
“Meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan kepada kami karena manajemen mengirim melalui jalur laut, tetapi tetap saja harus ada perbaikan, sebab jalan darat masih merupakan andalan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8).
Sebaliknya, mengapalkan produk otomotif melalui jalur laut pun tidak mudah. Teguh mengatakan selama ini, pihak TMMIN meski mengantongi izin penggunaan jalur hijau di Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi tetap mengalami kesulitan menyalurkan barang hingga ke tempat tujuan. “Artinya, harus ada perbaikan baik di sisi jalan darat maupun laut,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu Manager Corporate Communication PT Honda Prospect Motor (HPM) Yosef Swasono Agus mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, putusnya Jembatan Comal, jawa Tengah, merupakan ganjalan utama bagi kelancaran distribusi produk Honda.
Sebagaimana diberitakan Bisnis (11/8), menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan upaya penanganan perbaikan jembatan Comal antara pembangunan jembatan secara permanen.
Dia menyebutkan untuk pembangunan permanen pada satu sisi jembatan tersebut ditargetkan bisa rampung pada Oktober 2014. Sementara jembatan masih dalam proses pengerjaan, sambungnya, hanya kendaraan kecil yang bisa melintas, sedangkan untuk kendaraan berat belum bisa.
Sementara Dirjen Bina Marga Djoko Murjanto mengatakan kerusakan disebabkan karena jembatan itu seringkali dilintasi oleh kendaraan berat yang membawa muatan lebih dari 10 ton.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 27 Agustus 2014