Mataram: Pengusaha dari Nusa Tenggara Barat (NTB) terkendala untuk melayani permintaan ekspor ikan laut dari sejumlah negara yang relatif tinggi. Kondisi itu terjadi karena pasokan dari nelayan dan kargo pesawat terbatas.
“Berapa pun yang dikirim, mau banyak mau sedikit pasti diterima yang penting ikan segar. Tapi maksimal hanya tiga ton yang dikasih sama maskapai,” kata Affan Shammakh, eksportir ikan laut ketika menerima kunjungan Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB), Putu Selly Andayani, di Kabupaten Lombok Timur, Rabu.
Mengutip Antara, Kamis, 9 Januari 2020, ia menyebutkan negara tujuan ekspor yakni Taiwan, Singapura, dan Hong Kong. Sedangkan jenis ikan laut yang dikirim kerapu, kakap, tengiri, dan ikan sniper.
Sejak 2014 hingga 2019, tambahnya, pengiriman ikan laut dilakukan melalui Jakarta. Volume yang dikirim bisa mencapai satu ton per hari. Selain itu, pernah melalui Bali sebanyak 60 ton per hari. Namun setelah adanya penerbangan langsung maskapai AirAsia dari Lombok ke beberapa negara, pengiriman ikan tidak lagi melalui Jakarta.
Ia menambahkan pengiriman ikan secara langsung dari Lombok juga dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (SKA) yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan NTB, sebagai bukti bahwa komoditas tersebut berasal dari NTB.
“Pembeli dari luar negeri minta sebanyak mungkin tapi kapasitas kargo masih relatif terbatas. Jadi hanya bisa kirim ratusan kilogram per hari,” ujarnya.
Selain kapasitas kargo, lanjut Affan, volume pasokan ikan laut dari nelayan agak berkurang akibat cuaca ekstrem di perairan laut. Namun pada saat kondisi normal, volume pasokan bisa melimpah karena tidak hanya dari nelayan di Pulau Lombok, tapi dari Pulau Sumbawa juga.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/9K5r84nN-keterbatasan-kargo-hambat-ekspor-ikan-laut-ntb
Salam,
Divisi Informasi