JAKARTA – Pemerintah tengah fokus mendorong pengembangan ekonomi di wilayah timur Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memacu pemerataan pembangunan dan perekonomian di timur Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Arif Baharudin, mengatakan di antara wilayah lainnya, memang timur masih sangat tertinggal. Salah satu penyebabnya masalah infrastruktur.
“Kawasan timur daerah tertinggal karena kepulauan dan terluar dan indeks pembangunan manusia harus diperhatikan termasuk konektivitas dan infrastruktur dari kondisi yang ada. Makanya pemerintah beri perhatian kepada Indonesia timur,” ujarnya dalam acara IDX Channel Economic Outlook di Hotel Century, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Secara umum saja, infrastruktur Indonesia masih kalah dan tertinggal jauh dari negara tetangga. Hal ini berakibat pada biaya transportasi dan logistik yang tinggi sekali.
Terhadap daya saing, logistik Indonesia pun jadi tertinggal di wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan data Bank Dunia, indeks performa logisitik 2018, Indonesia berada di level 3,15 dari skala terbesarnya adalah 5.
“Tidak hanya itu. Dengan konektivitas yang bagus tentunya hasilnya bisa lebih nyata dan lebih dari tahun-ketahun kita monitor perkembangan,” jelasnya.
Oleh karena itu, permasalahan logistik ini diperlukan sinergi dari semua pihak untuk mendapatkan jalan keluar. Misalnya dari pihak pelabuhan, bisa menginisiasi untuk menerapkan program direct ekspor dan direct call.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://economy.okezone.com/read/2019/12/11/320/2140558/ketersediaan-infrastruktur-penyebab-performa-dan-biaya-logistik-mahal?page=1
Salam,
Divisi Informasi