JAKARTA – Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia menyatakan proyek konversi penggunaan BBM ke BBG untuk kapal di dalam negeri membutuhkan teknologi baru serta anggaran besar.
Tjahjono Roesdianto, Dewan Penasihat Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPerindo), mengatakan biaya pembangunan kapal berbahan bakar gas (BBG) lebih mahal empat kali lipat ketimbang berbahan bakar minyak (BBM).
“Bisa saja kami bangun kapal berbahan bakar gas, tetapi untuk saat ini belum ekonomis. Mesin kapal bertenaga gas baru digunakan sedikit oleh produsen mesin kapal dunia. Bahkan Roll Royce sudah mengakui kapal berbahan bakar gas mahal. Namun semua tergantung konsumen,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (3/10).
ASAS CABOTAGE
Menurutnya, kebijakan pemerintah yang berpihak pada pembangunan industri kapal dengan dimulai oleh asas cabotage telah berdampak pada peningkatan investasi galangan kapal.
Sejak 2005-2014 nilai investasi galangan kapal mencapai US$20,6 miliar serta populasi kapal nasional meningkat 136,7% yakni dari 6.041 unit menjadi 14.300 unit.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia,edisi cetak 5 Oktober 2015