JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara Seluruh Indonesia menilai biaya jasa layanan gudang untuk kargo impor berstatus less than container load di Pelabuhan Tanjung Priok lebih transparan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara Seluruh Indonesia (Aptesindo) Rudolf Valentino Bey mengatakan, hal itu didukung Sistem Informasi dan Teknologi (IT) yang mumpuni melalui tempat penimbunan sementara (TPS) online yang juga cukup transparan.
“Kalau soal tarif layanan gudang untuk jenis kargo impor LCL [Less than Container Load] saat ini sudah transparan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (26/2).
Rudolf yang juga Direktur Utama PT Air & Marine Supply (Airin) menyampaikan hal itu merespons hadirnya fasilitas pusat konsolidasi kargo atau Container Freight Station (CFS) center di Pelabuhan Tanjung Priok yang dibuat PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II/IPC.
Dalam operasionalnya, CFS center Priok dilaksanakan oleh PT Multi Terminal Indonesia, anak usaha Pelindo II, dan PT Agung Raya Public Warehouse (APW)
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Selasa, 27 Februari 2018
Salam,
Divisi Informasi