×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
    • Agenda 2023
    • Training
      • Supply Chain Management
      • Warehouse Management
      • Basic Logistics
    • E-Training
      • Ahli Kepabeanan
      • Basic Logistics
      • Cold Chain Logistics
      • Dangerous Goods Handling for Multimode Transport
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Supply Chain Management
      • Supply Chain Risk Management
      • Transportation Management
      • Warehouse Management
    • Workshop/Webinar
      • Workshop Manajemen Pajak Batch 2
    • Seminar
  • OPINI
  • UNDUH
    • Infografis
    • Paparan SCI
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Organisasi Internasional
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • Manajemen Logistik
      • ERP
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Regulasi
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Keuangan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Kesehatan
      • Peraturan Gubernur
      • Kementerian Perindustrian
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
  • AWARDS
  • KONTAK
COMPANYPROFILE
Supply Chain Indonesia
Friday, 26 June 2015 / Published in Artikel Transportasi

Logistics Cost dan Pemerataan Pembangunan

Kyatmaja LookmanOleh: Kyatmaja Lookman, CISCP | Director of PT Lookman Djaja

 

Saat ini, Indonesia masih mempunyai biaya logistik yang paling mahal diantara negara-negara ASEAN lainnya, biaya logistik di Indonesia mencapai 26% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pemerintah telah mencoba berbagai macam cara untuk menurunkan biaya logistik tersebut, bahkan menjadi prioritas utama yang harus diatasi, walaupun dalam praktek di lapangan seringkali menunjukkan kontradiksi seperti pengurusan KIR yang sangat lama, pengurusan SRUT  yang lama, dsb. Hal ini adalah salah satu kendala yang harus diatasi karena akan mempersulit dan merugikan para pebisnis logistik di Indonesia, juga akan memperburuk keadaan perekonomian di Indonesia.

Rumus biaya agar menjadi murah itu sebenarnya terletak pada pengiriman dan ukuran kendaraan yang kita gunakan, jika kecepatan bertambah maka frekusensi bisa dilakukan lebih banyak. semakin banyak, maka fixed cost akan dibagi dengan jumlah ritase yang semakin banyak pula. ketika utilisasi meningkat maka harga akan turun, demikian juga dengan ukuran kendaraan yang kita pakai, semakin besar kendaraan yang kita pakai maka harga transport per satuan unit barang akan turun pula.

Sebagai contoh, biaya untuk pengiriman barang dari Singapore ke Jakarta berkisar 100USD per 20 feet, sedangkan dengan jarak yang sama biaya pengiriman barang dari Pekanbaru ke Jakarta berkisar Rp12-15 Juta per 20 feet. Hal ini terjadi dikarenakan frekuensi pengiriman barang dari Singapore ke Jakarta lebih tinggi dan ukuran kapal yang dipakai juga lebih besar, dibandingkan dengan pengiriman barang dari Pekanbaru ke Jakarta, yang pengirimannya sangat jarang dan kapal yang digunakanpun juga jauh lebih kecil. jika dilihat dari volume dan frekuensi, Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapore.

Konsep tol laut atau yang dikenal juga dengan pendulum nusantara merupakan ide yang sangat bagus, tetapi tanpa ada muatan balik apakah akan sustainable. Selain jarak dan volume, muatan balik (backhaulage) juga tidak kalah pentingnya karena biaya yang seharusnya bisa menutupi pengiriman, akan ditanggung kerugiannya oleh pengusaha kapal barang ketika tidak ada pengiriman sebaliknya.

Mahalnya biaya logistik di Indonesia terjadi karena adanya ketidakseimbangan pembangunan antara pusat dan daerah. Pengiriman barang yang saat ini terjadi adalah masih berfokus di pulau Jawa, jika pengiriman dilakukan dengan frekuensi yang jarang dan dengan volume yang kecil ditambah dengan tidak adanya muatan balik, hal ini akan menyebabkan mahalnya biaya logistik di Indonesia. Yang harus kita lakukan saat ini adalah bagaimana kita mengembangkan potensi daerah sehingga daerah-daerah lain di seluruh nusantara ini bisa menjadi pusat-pusat tersendiri, jadi pengiriman bisa dilakukan secara bolak balik dan dalam jumlah yang besar juga dalam frekuensi yang sering.

Sebentar lagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), saya sudah pernah bertemu dengan beberapa perwakilan pemerintahan baik dari Hongkong, Thailand dan Singapore, mereka justru mengundang para pengusaha Indonesia untuk datang dan berinvestasi di negaranya. Tetapi saya tidak melihat itu di Indonesia, sudah saatnya para Kepala Daerah, Gubernur, Bupati, Walikota di daerah masing-masing untuk mengundang para pengusaha lokal untuk melakukan investasi di daerahnya diseluruh penjuru nusantara, atau lebih bagus lagi para Kepala Daerah tersebut mengadakan expo daerah untuk mengundang para pengusaha nasional agar datang dan mau untuk berinvestasi, ajakan tersebut harus berasal dari pemerintah daerah yang difasilitasi oleh pemerintah pusat, dahulukanlah investor dari pengusaha di Indonesia dibandingkan dengan para pengusaha asing. Tentunya dengan pembangunan daerah yang merata, ketimpangan daerah pusat dapat diatasi dan akhirnya biaya logistik kita akan menurun.

 

Download Artikel ini:

  Logistics Cost dan Pemerataan Pembangunan (622.4 KiB, 508 hits)

 

Komentar

comments

Tagged under: ASEAN, distribusi, Logistics, LOGISTIK, Logistik Indonesia, Pergudangan, rantai pasok, Supply Chain, Supply Chain Indonesia, transportasi

What you can read next

Pemilihan Pola Shipment dalam Transportasi Laut
Ongkos Eksternal Marjinal dari Transportasi
Urgensi Bill of Lading dan Shipping Instruction dalam Proses Pengangkutan (Bagian 2 dari 2 tulisan)

Recent Posts

  • Pelindo Berkomitmen Pangkas Port Stay dengan Digitalisasi Terintegrasi

    Makassar, Cybernewsnasional.com – PT ...
  • Sopir Truk Tambang dan Dishub Bogor Sepakati Aturan Baru soal Operasi pada Siang Hari

    BOGOR, KOMPAS.com- Sejumlah masyarakat dan asos...
  • Pelaku Usaha Tunggu Program Capres-Cawapres 2024 di Sektor Logistik

     Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini...
  • Menanti Pandangan Capres Cawapres untuk Sektor Logistik

    Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini menca...
  • Menunggu Visi Capres-Cawapres Bangun Sektor Logistik untuk Perekonomian Indonesia

    Oleh: Setijadi, S.T., M.T., IPM. Chairman | Sup...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat