BEKASI, KOMPAS – Pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi untuk mendukung efisiensi logistik. Saat ini, biaya logistik di Indonesia sekitar 24 persen dari produk domestik bruto atau PDB sehingga tidak kompetitif. Pembangunan pelabuhan dan jalan dapat menekan biaya logistik hingga kurang dari 10 persen PDB.
“Salah satu masalah biaya logistik kita tinggi adalah infrastruktur. Biaya logistik kita masih yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Upaya kita salah satunya membangun infrastruktur dan iklim investasi,” kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat meresmikan fasilitas logistik PT Kamadjaja Logistics, Kamis (9/4), di Bekasi, Jawa Barat.
Secara terpisah, Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengatakan, pusat logistik terpadu bisa meningkatkan efisiensi biaya logistik. Lebih jauh, merupakan strategi menurunkan biaya transportasi.
Keberadaan pusat logistik di kawasan utara Jawa Barat sangat penting karena tingginya volume arus barang dari dan ke kawasan itu. “Kami menghimbau pemerintah agar memperbanyak pembangunan pusat logistik di beberapa wilayah sesuai potensinya masing-masing. Perencanaannya harus terpadu dengan melibatkan kementerian-kementerian terkait serta terintegrasi dengan sarana infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan,” kata Setijadi.
Angkutan Kontainer
PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali mengoperasikan layanan angkutan kontainer dengan rel KA yang dikelola PT KA Logistik, anak usaha PT KAI. Layanan itu menghubungkan lapangan penumpukan peti kemas di Surabaya dengan di Jakarta.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 10 April 2015