Oleh: Setijadi | Chairman Supply Chain Indonesia
- Bank Dunia mengeluarkan laporan Logistics Performance Index (LPI) secara berkala berdasarkan hasil survei kepada para profesional logistik di negara-negara wilayah operasinya. Seperti pada periode-periode sebelumnya, LPI tahun 2018 dilakukan di 160 negara berdasarkan enam dimensi, yaitu: Customs, Infrastruktur, International Shipments, Logistics Competence, Tracking & Tracing, dan Timelines.
LPI 2018 menempatkan Jerman pada peringkat pertama dengan skor 4,20. Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2018 tertinggi adalah Singapore (peringkat 7), diikuti Thailand (32), Vietnam (39), Malaysia (41), Indonesia (46), Philippines (60), Brunei (80), Lao PDR (82), Cambodia (98), dan Myanmar (137).Pada periode sebelumnya, yaitu tahun 2016, peringkat LPI tertinggi di antara negara-negara ASEAN adalah Singapore (peringkat 5), diikuti Malaysia (32), Thailand (45), Indonesia (63), Vietnam (64), Philippines (71), Cambodia (73), Lao PDR (152), dan Myanmar (113).
- Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI) terhadap LPI tahun 2016 dan 2018, yang mengalami peningkatan peringkat di antara negara-negara ASEAN adalah Thailand (naik 13 peringkat), Vietnam (25), Indonesia (17), Philippines (11), dan Lao PDR (70).
Sementara, yang mengalami penurunan peringkat adalah Singapore (turun 2 peringkat), Malaysia (9), Cambodia (25), dan Myanmar (24). Brunei tidak termasuk negara yang disurvei pada tahun 2016.Peningkatan LPI yang sangat drastis adalah Lao PDR, diikuti Thailand yang melewati Malaysia. Peringkat Vietnam meloncat melewati Malaysia dan Indonesia. Walaupun peringkat LPI Indonesia meningkat, peringkat Indonesia di antara negara-negara ASEAN justru turun dari peringkat 4 menjadi peringkat 5.
Dengan demikian, Indonesia tidak bisa berpuas diri atas peningkatan LPI-nya pada 2018. Perbaikan LPI negara-negara ASEAN lainnya yang lebih baik menunjukkan peningkatan dukungan logistik yang lebih tinggi terhadap daya saing produk dan komoditasnya.
-
- Skor LPI Indonesia tahun 2018 naik 0,17 poin (5,7%) menjadi 3,15 dari 2,98 (tahun 2016). Peningkatan skor tersebut terutama didukung oleh peningkatan dimensi International Shipments (meningkat 0,33 poin atau 11,4%), Infrastruktur (0,25 poin; 9,4%), dan Timeliness (0,21 poin; 6,1%). Selanjutnya, dimensi lain yang berkontribusi positif adalah Tracking & Tracing (0,11 poin; 3,4%) dan Logistics Competence (0,10 poin; 3,3%). Sementara, dimensi Customs mengalami penurunan 0,02 poin atau 0,7%.
- Analisis per dimensi itu juga menunjukkan dampak positif terhadap sektor logistik dari hasil pembangunan infrastruktur dan peningkatan konektivitas yang tengah gencar dilakukan Pemerintahan Jokowi-JK.Atas penurunan skor dimensi Customs, perlu dilakukan analisis lebih lanjut sebagai tahap awal upaya perbaikannya.
- SCI merekomendasikan upaya peningkatan LPI Indonesia pada periode berikutnya dilakukan dengan perencanaan lintas kementerian/lembaga terkait secara terintegrasi. Perencanaan juga harus melibatkan para pemangku kepentingan, terutama pelaku usaha terkait.
Perencanaan tersebut mencakup penyusunan program dan rencana aksi yang disusun secara sistematis berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada pada semua sektor terkait.
- Secara umum, LPI 2018 sesuai dengan hasil Jajak Pendapat Sektor Logistik yang dilakukan oleh SCI, Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI), dan ASEAN Federation of Forwarders Associations (AFFA) pada awal 2018 yang menunjukkan perbaikan kinerja sektor logistik Indonesia.
Bandung, 25 Juli 2018
Setijadi
Chairman | Supply Chain Indonesia
E-mail : setijadi@SupplyChainIndonesia.com
www.SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini: Catatan SCI - LPI 2018, Indonesia Naik ke Peringkat 46 (578.8 KiB, 586 hits)