Bisnis.com, JAKARTA – Adanya akses atau jalur khusus ke dan dari terminal kontainer ke New Priok Container Terminal One (NPCT-1) hingga jalur yang memisahkan rute untuk layanan kontainer kosong dan berisi atau laden menjadi dua hal utama yang diperlukan dalam penanganan kemacetan yang dialami pengusaha truk di Tanjung Priok.
Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Raja Oloan Saut Gurning menilai idealnya angkutan kontainer ke dan dari terminal kontainer tidak bercampur akses dan konektivitasnya dengan angkutan umum lainnya.
Sejauh ini, kata dia, usaha untuk mendapatkan akses khusus sebenarnya sudah ada, hanya memang belum optimal. Menurutnya desakan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) dalam menangani kemacetan yang dialami oleh pengusaha truk mengindikasikan bahwa aliran dan penanganan kontainer kosong cenderung menjadi isu utama kemacetan.
Khususnya, lanjutnya, dorongan suplai kontainer kosong yang mungkin dalam beberapa waktu belakang ini cenderung sangat mendesak dibutuhkan untuk menangani persoalan kelangkaan kontainer akhir-akhir ini.
Idealnya, tuturnya, terdapat aliran atau rute yang berbeda antara pola pergerakan kontainer kosong dengan kontainer isi dari satu lokasi (node) pergerakan kontainer.
Khususnya untuk orientasi terminal kontainer, depo kontainer hingga tujuan kontainer seperti di area pergudangan, industri atau premis penerima (consignees) demikian pula sebaliknya. Termasuk, tekannya, kinerja atau produktivitas dari masing-masing node, khususnya dalam kepastian jadwal dan kapasitas penanganannya
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210405/98/1376839/macet-di-tanjung-priok-terminal-kontainter-butuh-jalur-khusus
Salam,
Divisi Informasi