PROKAL.CO, SAMARINDA-Jalur transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Di Samarinda, pintu muara logistik untuk produk yang dikonsumsi setiap hari berada di Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran, lalu dikirim ke kawasan Pergudangan Samarinda, di Jalan Ir. Sutami, Sungai Kunjang.
Saat ini salah satu jalur logistik, tepatnya di Jalan KH. Mas Mansyur ditutup hingga 20 Agustus mendatang, dikarenakan pengecoran jalan. Dampak dari kegiatan ini, arus barang terutama kontainer menjadi tersendat. Sehingga, harus mencari jalan alternatif.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Bidang Logistik, Sevana Podung mengatakan, pihaknya berharap pemerintah daerah memberikan jalur alternatif untuk kontainer melintas. Sebab, dengan ditutupnya jalur logistik di Samarinda ini, akan berpotensi membuat kenaikan harga barang-barang dari TPK Palaran.
“Jalur dari Palaran ke pergudangan Samarinda saja sudah kurang lebih mencapai 15 kilometer, ongkos sudah mahal. Kalau tidak ada jalur alternatif bisa mandek semua keperluan Samarinda dan sekitarnya,” ujarnya, Senin (16/8).
Saat ini, jalur penghubung logistik yang setiap hari dilalui truk kontainer tersebut baru masuk tahap pengecoran sehingga harus ditutup total. Akibatnya, satu-satunya pilihan agar pasokan tidak terhenti adalah memutar melalui Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Sebab, selain Jembatan Mahulu, tidak ada jembatan di Samarinda yang bisa dilintasi kendaraan roda 14 tersebut. “Kalau jalur itu ditutup, berbicaranya bukan tentang jalannya tapi tentang bisnis logistiknya seperti apa. Dalam situasi seperti ini, bahan pangan sangat dibutuhkan, sehingga pasokan jangan sampai terganggu,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://kaltim.prokal.co/read/news/389657-manajemen-rantai-pasok-seharusnya-ada-jalur-alternatif.html
Salam,
Divisi Informasi