PONTIANAK, KOMPAS – Indonesia berhasil membuat kapal keruk berkapasitas 2.500 meter kubik lumpur kering. Kapal keruk bertonase 3.000 dead weight tonnage tersebut merupakan kapal keruk pertama buatan Indonesia yang dikerjakan oleh sumber daya manusia dalam negeri di bawah supervisi Damen Shipyards Gorinchem, Belanda.
Peluncuran kapal yang diberi nama Barito Equator itu dilakukan di galangan kapal Steadfast Marine di Batu Layang, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (13/10). KK Barito Equator adalah milik PT Pelayaran Fortuna Nusantara Megajaya (PFNM). Kapal senilai 17 juta euro itu dipesan ke Damen Shipyards Gorinchem, tetapi pembuatannya dilakukan di galangan kapal Steadfast Marine.
Menurut Presiden Direktur Steadfast Marine Eddy K Logam, selama ini pemilik kapal lebih senang membeli kapal dari negeri karena lebih murah. Jika membuat kapal di dalam negeri lebih mahal karena harus membayar pajak 10 persen dan bea masuk berkisar 5-12,5 persen. “Kalau impor kapal, tidak kena bea masuk dan pajak sama sekali,” katanya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 14 Oktober 2014