Jakarta–Ada satu hal menarik ketika menyimak indikasi menggeliatnya berbagai sektor perekonomian nasional dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena itu menarik karena terjadi di saat kondisi internal atau dalam negeri dan eksternal atau global terus mengalami perubahan.
Meski begitu, dalam hitungan yang paling konservatif, tidak salah kiranya pemerintah atau dalam hal ini Menteri Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2017 sebesar 5,1%. Mengapa tidak salah? Karena angka proyeksi itu merupakan titik temu realitas empirik dan optimisme.
Secara empirik, di tataran global ada berbagai tantangan yang tidak kecil dan pengaruhnya terhadap perekonomian dunia cukup lumayan signifikan. Kejadian penting di sejumlah kutub perekonomian dunia untuk menyebut wilayah atau negara yang memegang peran penting dalam percaturan ekonomi dunia, akan memiliki dampak domina baik regional maupun global. Sehingga penting untuk diperhatikan.
Kejadian pertama adalah, pergantian tampuk pimpinan di Amerika Serikat. Naiknya pebisnis kondang, Donald Trump sebagai presiden baru di negeri adidaya itu diperkirakan akan mengubah peta perdagangan dan hubungan antar negara yang selama ini dijalankan oleh rezim yang sebelumnya.
Trump dalam sebuah pernyataannya menyebut akan keluar dari kerjasama perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP). Mengkaji ulang hubungan dagang secara bilateral dan multilateral. Tentu, semua itu akan berdampak kepada Indonesia. Selain itu, Amerika Serikat juga akan meninjau tingkat suku bunga acuannya (suku bunga The Fed).
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi