JAKARTA-Kegiatan ekspor impor empat pelabuhan utama di Indonesia terganggu akibat migrasi sistem yang membuat layanan electronic data interchange (EDI) di Ditjen Bea dan Cukai tidak dapat beroperasi.
Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengungkapkan layanan EDI di Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Belawan terganggu karena adanya migrasi sistem dari model informasi kepabeanan dan cukai ke pusat informasi dan teknologi (Pusintek).
Gangguan sistem elektronik di instansi Bea dan Cukai itu sudah terjadi Sabtu (6/12) hingga Selasa (9/12) “Kasihan eksportir yang ketinggalan kapal dan terkena closing time karena L/C [Letter of Credit] mati. Ini jadi beban logistik tinggi,” ujarnya kepada Bisnis.
HARI INI NORMAL
Menanggapi situasi ini, Dirjen Bea dan Cukai (DJBC) Agung Kuswandono mengatakan terkendalanya kegiatan ekspor impor sejak Sabtu (6/12) bukanlah kerusakan sistem, melainkan akibat proses migrasi data. “Ada migrasi data dari sistem computer DJBC ke Pusintek sehingga pelayanan agak terkendala.
Direktur Penerimaan, Peraturan Kepabeanan dan Cukai DJBC Susiwijono Moegiarso menambahkan terganggunya sistem layanan ini bukan diakibatkan oleh gangguan sistem EDI, melainkan oleh belum stabilnya proses migrasi sistem DJBC ke Data Center Kemenkeu.
“Insya Allah besok [hari ini] sudah bisa normal lagi. Mudah-mudahan tidak ada lagi masalah tambahan baru yang tidak terduga,” sambungnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 10 Desember 2014