JAKARTA – Pebisnis logistik, khususnya di Pulau Jawa, belum menjadikan kereta api sebagai pilihan utama moda logistik mereka. Menurut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Edi Sukmoro, minat pebisnis logistik terhadap kereta api yang masih rendah disebabkan titik pengantaran dengan kereta tidak point to point, tetapi dari satu stasiun ke stasiun lain.
“Mereka maunya dari pabrik ke gudang langsung. Makanya, kita sedang cari solusi bersama,” ujar Edi di Jakarta, Kamis (10/1), seperti dilansir Antara.
Meskipun demikian, PT KAI tetap optimistis moda pengangkutan barang dengan kereta api bisa bertumbuh positif pada 2019. Tidak tanggung-tanggung, KAI menargetkan pertumbuhan pengangkutan barang pada tahun ini bisa naik 17,58% dibandingkan tahun sebelumnya.
Edi menjabarkan, tahun ini pihaknya menargetkan mampu mengangkut 53,5 juta ton untuk pengiriman barang. Jumlah ini naik 8 juta ton dibandingkan target 2018 yang sebesar 45,5 juta ton.
Pengiriman logistik dengan kereta api diyakini bisa lebih efektif karena bebas macet. Pengangkutan dengan kereta pun diharapkan mampu mengurangi kerusakan jalan yang biasa terjadi jika pengangkutan dilakukan dengan kontainer besar.
“Kami berharap bisa maksimal mengangkut barang karena bisa bantu pemerintah. Jadi, angkutan seperti kontainer, batubara, curah, dan lainnya yang sekarang lewat jalan raya bisa diangkut kereta untuk kurangi beban kerusakan dan kemacetan jalan,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik