
Alur pelayaran menjadi bagian penting transportasi laut dan aktivitas ekonomi suatu daerah. Jika alur pelayaran terjadi pendangkalan, kapal-kapal bakal sulit keluar masuk pelabuhan dengan lancar dan bahkan ada keterbatasan ukuran kapal sehingga logistik angkutan laut jadi mahal dan tidak efisien.
“Ini juga sangat membahayakan keselamatan kapal beserta muatannya dan akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi daerah,” papar Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra Bambang Haryo Soekartono, Minggu (13/4). Ia mencontohkan Pelabuhan Tanjung Baai di Bengkulu dan alur pelabuhan Pontianak yang mengalami pendangkalan lantaran belum adanya pengerukan sejak 5-10 tahun lalu.
Hal ini mengakibatkan seringnya kapal tersangkut karena kedalaman alur saat ini hanya berkisar 2-3 meter saat air surut sehingga kapal-kapal harus menunggu air pasang saat akan lewat di alur pelabuhan tersebut.
“Yang lebih terasa lagi dampaknya adalah pelabuhan tersebut tidak bisa menerima kapal berukuran besar. Sehingga, distribusi logistik menjadi terhambat. Biaya logistik laut pun melonjak akibat seluruh kapal harus menunggu air pasang bila akan melewati alur tersebut sampai berjam-jam bahkan berhari-hari,” terangnya.
Bahkan, lanjut dia, tidak jarang kapal-kapal yang akan lewat pada alur tersebut saling bertabrakan lantaran memperebutkan alur kedalaman yang cukup untuk kapal mereka.
“Ada juga kapal yang kandas beberapa hari karena kesulitan masuk pada alur-alur itu dan memicu kerusakan lambung kapal di bawah garis air, serta permesinan menyedot air lumpur sehingga membahayakan keselamatan kapal dan muatannya,” tutur Bambang Haryo.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://mediaindonesia.com/ekonomi/759896/normalisasi-diperlukan-atasi-pendangkalan-alur-pelabuhan
Salam,
Divisi Informasi
You must be logged in to post a comment.