Jakarta – Pemerintah harus melakukan akselerasi operasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), utamanya di luar Pulau Jawa untuk memicu pertumbuhan ekonomi sebagai langkah ekstra di samping pengendalian ekspor-impor dan peningkatan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengatakan pembangunan KEK diharapkan ikut mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemerataan pembangunan. Dijelaskannya, bahwa KEK dikembangkan untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan daya saing internasional.
“Jadi ini harus disegerakan, industrialisasi harus berjalan di sana. Pemerintah perlu mengakselerasi KEK dengan berbagai cara, misalnya dengan insentif pajak,” ujar Arif dalam keterangannya, Senin (5/8/2019).
Mengutip data Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, tercatat 10 KEK telah beroperasi yakni KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Galang Batang, KEK Arun Lhokseumawe, KEK Tanjung Kelayang, KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Kemudian, KEK yang dalam tahap pembangunan yakni KEK Tanjung Api-Api dan KEK Sorong.
Usulan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Semester II/2019 masih didominasi oleh Pulau Jawa sebagai kontributor utama, yaitu mencapai 59,11%. Selanjutnya adalah Sumatera 21,31 persen dan pulau-pulau lainnya masih berkutat di angka satu digit.
“Secara spasial belum terjadi distribusi sumber-sumber pertumbuhan yang seimbang. Malah kencendrungannya Jawa makin signifikan. Masih rendahnya kontribusi daerah membuat pertumbuhan ekonomi nasional juga rendah,” sebutnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4653385/optimalkan-infrastruktur-luar-jawa-untuk-genjot-pertumbuhan-ekonomi
Salam,
Divisi Informasi