Jakarta (Beritatrans.com) – Pemerintah perlu segera memindahkan depo-depo penumpukan petikemas ke dekat kawasan industri seperti di Bekasi, Cikarang, Purwakarta serta Tangerang dan lainnya. Dengan begitu, akan memudahkan proses pengiriman barang dan menghindari kemacetan panjang yang merugikan semua pihak.
“Selama ini, depo-depo petikemas dominan di daerah Jakarta Utara atau sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara, industrinya ada di Bekasi, Purwakarta dan Tangerang. Ke depan, perlu dilakukan relokasi depo-depo petikemas ke dekat industri,” kata pengurus DPP Organda Gani Hartono dalam diskusi mengenai pengembangan Logistik di Indoesia yang digelar Balitbang Perhubungan di Jakarta, kemarin.
Akibat lokasi depo petikemas yang jauh dari kawasan industri atau pusat komoditas yang akan diangkut, menurut Gani, truk-truk angkutan logistik harus mutar-mutar dari area parkir truk, ke depo petikemas dan dilanjtukan ke industri dan mengisi barang baru kemudian diangkat ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Akibatnya, truk angkutan barang menghabiskan waktu antara 6-9 jam untuk sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok. “Kondisi itu harus dilakui karena jalanan macet, dan sering terjadi barang sampai di pelabuhan sudah terlambat atau melebihi closing time yang ditetapkan pihak pelayaran,” jelas Gani.
Selama ini, menurut Gani, rata-rata satu truk habis enam jam tanpa income atau pendapatan karena harus mengambil petikemas kosong dan membawanya ke industri. Setelah diisi dan dibawa ke pelabuhan baru dikenakan charge atau biaya. “Pemborosan baik waktu atau biaya di perjalanan ditambah kemacetan lalu lintas harus ditekan dan dicarikan solusinya,” papar Gani.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi