BisnisNews.id — Pandemi corona atau covid-19 masih belum teratasi di Indonesia. Jumlah pasien yang positif terpapar covid-19 terus bertambah. Berbagai langkah telah diambil Pemerintah, termasuk menyiapkan anggaran Rp405 triliun dari APBN untuk menanggulangi dampak penyebaran covid-19 di Tanah Air.
Sementara, dunia usaha makin terpuruk akibat virus mematikan yang muncul pertama kali di Wuhan, China itu. Sektor transportasi dan pariwisata menjadi pihak pertama yang dihantam krisis covid-19 ini. Kunjungan wisman turun drastis. Beberapa objek wisata di dalam negeri ditutup sementara untuk mencegah penyeberan covid-19 di Indonesia.
Menurut Sekjen DPP Organda, Ateng Aryono, dampak covid-19 membuat industri transportasi anggota Organda makin terpuruk. Demand atau penumpang turun, bahkan angkutan charter dan pariwisata turun hampir 100%. Sementara, angkutan umum yang lain kondisinya juga tak kalah menderita, karena tingkat okupansi yang makin rendah, rata-rata 30-40% dari kapasitas yang ada.
Senada dengan Ateng, pengusaha bus pariwisata Blue Star Group, H. Fauzi Hasyim, menyampaikan hal serupa. “Saat ini, arus wisatawan turun ke titik terendah. Banyak objek wisata nasional ditutup. Impikasinya jelas, okupansi angkutan pariwisata turun bahkan sampai 100%,”katanya serius.
Sejalan dengan penurunan harga minyak dunia kini, menurut Fauzi, Pemerintah seharusnya ada kebijakan. Harga BBM khususnya Solar diturunkan harganya. Hal itu mengingat harga minyak dunia jenis Brent hanya berkisar USD22 per barel.
Solar Industri Sudah Turun?
Sementara, senior konsultan SCI, Sugi Purnoto, mengatakan dia setuju harga BBM solar untuk transportasi diturunkan di saat harga minyak dunia turun sekarang. Apalagi, harga solar untuk industri yang tidak disubsidi sudah tuun ke angka Rp5.025/liter atau kalau ditambah PPn, iuran BPH Migas dan lainnya jatuhnya ke angka Rp5.600 per liter. “Sementara, harga solar di SPBU sekarang tetap Rp.6.150/ liter,” kata Sugi menjawab BisnisNews.id di Jakarta.
Menurut dia, terkait harga Solar subsidi, seharusnya Pemerintah lebih fleksibel. Memang ada porsi subsidi dari APBN dalam komoditas BBM solar itu. “Tapi, dalam kasus penurunan harga atau mengurangi beban negara seharusnya prosesnya tidak terlalu panjang dan berbelit,” kata Sugi lagi.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://bisnisnews.id/detail/berita/pandemi-corona-harga-minyak-dunia-dan-solar-transportasi#.XowphioJ4k9.whatsapp
Salam,
Divisi Informasi