Jakarta: Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Arif Suhartono mengakui biaya logistik di Indonesia masih yang tertinggi dibandingkan negara-negara pesaing utama di kawasan ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Hasil studi Bank Dunia menunjukkan biaya logistik di Indonesia mencapai 23 persen.
“Tidak semua beban biaya logistik ada di Pelindo, tapi juga di instansi lain. Karena itu pascamerger, kita fokus pada pekerjaan rumah yang bisa diselesaikan Pelindo. Dengan pertumbuhan tahunan sekitar lima persen, tahun ini kita punya target 17,3 juta TEUs,” ujar Arif, dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
Arif menekankan, target tersebut akan dicapai dengan penyeragaman proses bisnis, sistem teknologi informasi, serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia sebagai tindak lanjut dari proses merger. Salah satu upaya perbaikan kinerja tersebut dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
“Mencari kontainer itu seperti mencari kutu di lapangan,” ucap General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Ambon I Nengah Suryana Jendra saat menceritakan kondisi Pelabuhan Ambon pada masa-masa sebelum upaya transformasi dan merger pada 1 Oktober 2021.
Menurut Nengah Suryana, kondisi tersebut terjadi tidak hanya karena sistemnya yang masih manual, tapi juga kondisi lapangan yang semrawut. Dia menerangkan, kontainer atau peti kemas disusun berdasarkan Blok, Slot, Row, dan Tier. Pada awalnya, terminal peti kemas bercampur antara lokasi bongkar dan lokasi pemuatan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/GbmB7lOk-pangkas-biaya-logistik-pelindo-poles-kinerja-pelabuhan-ambon
Salam,
Divisi Informasi