Salah satu dari tiga unit Quay Container Crane (QCC) twin lift yang pengadaannya diatur oleh mantan Dirut Pelindo II RJ Lino ditempatkan di Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat. Penambahan crane dianggap berdampak positif oleh para pengusaha kapal di pelabuhan tersebut.
Salah seorang pelaku bisnis jasa peti kemas yang kapalnya kerap keluar masuk Pelabuhan Pontianak, Marsito, mengatakan bahwa sejak tahun 2012 waktu tunggu kapal di Pelabuhan Pontianak berkurang drastis. Sebelumnya, waktu tunggu bisa sampai 2 minggu. Sekarang waktunya maksimal 24 jam atau bahkan tak ada antrean.
“Setelah ada twin lift dan perbaikan di Pontianak, waktu tunggu kapal kami di Pontianak dari satu hari menjadi hampir tidak ada. Bongkar muat dilayani maksimal 24 jam,” kata Marsito saat bersaksi di sidang praperadilan RJ Lino di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Jaksel, Rabu (20/1/2016).
Saat ditanya kuasa hukum Lino, Maqdir Ismail, soal biaya angkut, Marsito menjawab saat ini sejak waktu proses di pelabuhan lebih singkat, maka biaya angkut pun jadi jauh berkurang. Bahkan hampir menjadi setengahnya saja.
“Dulu kami tidak ada kepastian, dalam hal menentukan schedule dengan klien. Untuk Jakarta-Pontianak rata-rata ongkos angkut Rp 5 juta, sejak ada twin lift ongkos angkut menjadi hanya Rp 2,7 juta karena waktu menjadi lebih cepat,” jelas Marsito yang merupakan Manager Marketing PT Tempura Emas Line, seperti dilansir detik.com.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2016/01/20/para-pengusaha-kapal-apresiasi-penambahan-crane-di-pelabuhan-pontianak/