BANYUWANGI, KOMPAS – Eksportir, pelaku usaha, dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sepakat untuk menghidupkan kembali kegiatan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Pelabuhan ekspor-impor, yang menurut rencana diaktifkan mulai Juni 2014, itu diharapkan mengurangi beban jalur pantai utara Jawa dan memotong biaya pengiriman barang dari Banyuwangi ke Surabaya ataupun Denpasar.
Dalam dialog antara eksportir, pelaku usaha, dan Pelindo III, Rabu (28/5), di Banyuwangi, terungkap, selama ini eksportir di sekitar Banyuwangi harus mengirimkan barang ke Surabaya untuk kemudian dikirim ke Singapura. Beberapa pengekspor malah harus lewat Bali terlebih dulu, baru kemudian memutar lagi ke Surabaya untuk mengapalkan barang.
Jalur pengiriman tersebut dinilai tidak efisien. Pengiriman lewat darat itu sering terganggu banjir dan longsong di pantura. Biaya perjalanan darat pun membengkak hingga Rp 2.5 juta per kontainer. Eksportir, menurut Peri, pelaku ekspor mebel dari Situbondo, akan menyambut baik jika ada kapal dari Banyuwangi yang bisa mengangkut barang ke Surabaya atau bahkan langsung ke Singapura.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 30 Mei 2014