CIREBON, KOMPAS-Rencana Induk Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, sebagai syarat revitalisasi pelabuhan, yang ditargetkan selesai Februari lalu, hingga kini belum keluar. Padahal revitalisasi telah mengundang minat investor karena pelabuhan itu terbuka untuk berbagai komoditas. Ketidakpastian rencana induk dinilai dapat menghilangkan kepercayaan investor.
“Investor asing dan dalam negeri mempertanyakan kepastian revitalisasi Pelabuhan Cirebon. Namun kami belum bisa membangun jika Rencana Induk Pelabuhan (RIP) belum keluar,” ujar General Manager PT Pelindo II Cabang Cirebon Hudadi S Djanegara, Rabu (3/8), di Kota Cirebon.
PT Pelindo II akan merevitalisasi Pelabuhan Cirebon dengan dana sekitar Rp 3,2 triliun yang berasal dari obligasi global. Revitalisasi itu merupakan salah satu bagian dalam program tol laut yang dicanangkan pemerintah. “Dananya sudah ada, tetapi belum bisa digunakan” ujarnya.
Kepala KSOP Cirebon Rivolindo mengatakan, untuk merevitalisasi tahap awal setidaknya dibutuhkan waktu 3-4 tahun. Revitalisasi tahap pertama akan memperluas pelabuhan 50 hektar dan menambah kedalaman air dari lima meter menjadi 10 meter. Dengan begitu, kapal dengan muatan lebih dari 10.000 ton dapat bersandar. Saat ini kapasitas Pelabuhan Cirebon hanya mampu untuk kapal 8.000 ton.
Dengan revitalisasi, pelabuhan itu dapat menampung lima persen komoditas dari Pelabuhan Tanjung Priok yang begitu padat. Tidak hanya itu distribusi barang direncanakan akan menggunakan kereta api. Terminal penumpang di dekat gedung bersejarah di pelabuhan juga akan dibangun untuk kepentingan wisata.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Kamis, 4 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi