JAKARTA, KOMPAS-PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menyiapkan lahan penyangga di Belawan International Container Terminal (BICT), Sumatera Utara. Lahan penyangga ini disediakan untuk peti kemas yang sudah selesai diperiksa, tetapi belum diambil pemilik barang.
Penyediaan lahan penyangga di BICT ini untuk memperbaiki waktu inap barang di Pelabuhan atau dwelling time. Dengan demikian, biaya logistik bisa turun.
“Namun, meskipun peti kemas sudah ada di lahan penyangga atau buffer zone, kami tetap menerapkan tarif progresif agar pemilik barang segera mengambil barangnya,” kata Sekretaris perusahaan Pelindo I Eriansyah, di Jakarta, Selasa (11/10).
Menurut Eriansyah, dengan lahan penyangga dan penerapan tarif progresif, waktu inap di BICT kini berkisar tiga hari. “Per 11 Oktober sudah mencapai 3,09 hari. Padahal, bulan lalu masih 6,8 hari,” ujarnya.
Sementara itu, manajemen PT Pelindo II (Persero) berencana mengembangkan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pelabuhan yang memiliki nilai sejarah dan budaya. Namun, opsi ini masih dikaji, terutama terkait nilai tambah yang bisa diperoleh.
“Untuk mengembangkan menjadi pelabuhan dengan nilai sejarah, perlu koordinasi dengan beberapa pemangku kepentingan, seperti Kementerian Pariwisata, Pemprov DKI Jakarta, termasuk pengguna jasa kepelabuhanan,” kata Sekretaris Perusahaan Pelindo II Banu Astrini, kemarin. (ARN/FER)
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Rabu, 12 Oktober 2016.
Salam,
Divisi Informasi