Terminal Teluk Lamong, pelabuhan modern penyangga Tanjung Perak di Surabaya, sudah beroperasi sejak akhir 2014. Untuk mendukung pergerakan barang antar kedua pelabuhan tersebut, sebuah monorel sepanjang 13 km akan dibangun.
Pelabuhan ini dibangun sejak 2010 dengan total investasi sekitar Rp 4,5 triliun. PT Pelindo III (Persero) merupakan operator pelabuhan ini melalui perusahaan PT Teluk Lamong.
Direktur Utama PT Pelindo III, Djarwo Surjanto mengklaim pelabuhan ini sangat berbeda dengan pelabuhan-pelabuhan lain yang ada di Indonesia. Salah satu aspek yang membedakan pelabuhan ini dengan yang lain adalah adanya sistem komputerisasi dari pengoperasian fasilitas pengangkut crane di pelabuhan seluas 38 hektar (tahap I) pelabuhan ini.
“Ini pelabuhan semi otomatis pertama di Asia, kita ke-4 di dunia,” kata Djarwo sebagaimana dilansir medanbisnisdaily.com. Djarwo mengatakan hal tersebut kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani saat berkunjung ke Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4).
Franky tampak serius mendengarkan paparan Djarwo, namun dia tak bisa menyembunyikan wajah kagumnya terhadap pelabuhan modern ini. Pelabuhan Teluk Lamong secara keseluruhan dibangun dengan sistem reklamasi, di atas laut kawasan Selat Madura. Pembangunan itu juga merupakan salah satu faktor yang membedakan pelabuhan ini berbeda dengan pelabuhan lain di Indonesia.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2015/04/14/pelabuhan-teluk-lamong-akan-dilengkapi-monorail/