JAKARTA, KOMPAS — Penurunan impor bahan baku atau penolong dapat menjadi sinyal tergerusnya kemampuan industri nasional dalam memproduksi permintaan. Apabila tidak teratasi, situasi tersebut dapat merambat pada kontraksi produktivitas industri pengolahan yang menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dipublikasikan Mei 2023, total nilai impor pada April 2023 mencapai 15,35 miliar dollar AS. Angka ini anjlok 25,45 persen dari bulan sebelumnya dan merosot 22,32 persen dibandingkan April 2022.
Menurut penggunaannya, impor bahan baku/penolong yang menjadi kontributor teratas melorot 23,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan merosot 25,33 persen dibandingkan April 2022. Impor barang modal juga jeblok 36,66 persen dibandingkan Maret 2023 dan menurun 6,95 persen terhadap posisi pada April 2022. Komoditas dengan penurunan nilai impor terbesar pada April 2023 terhadap bulan sebelumnya terdiri dari mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang turun 820,09 juta dollar AS, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (620,73 juta dollar AS), serta besi dan baja (445,23 juta dollar AS).
Sepanjang Januari-April 2023, BPS mencatat, total nilai impor mencapai 70,3 miliar dollar AS atau merosot 8,19 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Impor bahan baku/penolong jeblok 11,52 persen menjadi 52,39 miliar dollar AS. Impor barang modal naik 6,51 persen menjadi 11,79 miliar dollar AS.
Menurut Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri sekaligus Ketua Properti dan Kawasan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sanny Iskandar, penurunan impor tersebut dapat berpengaruh pada kemampuan industri dalam negeri untuk memenuhi pesanan konsumen pasar internasional. ”Situasi ini tidak bagus karena buyer dapat mengalihkan pesanannya ke produsen di negara lain, apalagi untuk (memproduksi) barang-barang yang tergolong mudah untuk dikerjakan,” katanya saat dihubungi, Selasa (23/5/2023).
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/05/23/pelaku-industri-khawatirkan-anjloknya-impor-bahan-baku
Salam,
Divisi Informasi