Ambon – Ekspor produk kelautan dan perikanan kini sangat mudah dan transparan. Pengelola UD Putri Desi, Desi menuturkan pengalamannya usai ekspor perdana 1.200 ekor (20 koli) kepiting bakau ke Tiongkok.
“Tadinya kita berpikir ekspor tidak mudah, tapi setelah ada bantuan dari BKIPM Ambon, kita bisa ekspor perdana,” terang Desi di Ambon.
Mengantongi sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) sejak tahun 2019, Desi menyebut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon terus melakukan pendampingan. Hingga akhirnya, dia mengantongi sertifikasi Health Certificate dan Nota Persetujuan Ekspor sekaligus menjadi pintu untuk mengirimkan produknya senilai Rp 68,7 juta ke negeri Tirai Bambu.
Kini, diharapkan bisa rutin ekspor ke Tiongkok setiap minggunya. “Menjadi mudah dengan pelayanan 24 jam/7 hari kerja setiap saat melayani,” tamah Desi, seraya bersyukur.
Di tempat yang sama, Kepala BKIPM Ambon, Muhammad Hatta Arisandi mengapresiasi prestasi UD Putri Desi tersebut. Terlebih ekspor kepiting bakau ke Shanghai, Tiongkok merupakan baru pertama kali lantaran selama ini kepiting bakau yang berasal dari Maluku diekspor ke Singapura dan Malaysia.
“Tentu ini patut disyukuri, kepiting bakau Maluku bisa menembus pasar Tiongkok di tengah kondisi pandemi Covid-19,” kata Hatta.
Karenanya, dia berharap kegiatan ekspor ke Tiongkok ini bisa menjadi stimulus bagi pelaku usaha yang lain. Terlebih Ambon memiliki potensi dari komoditas kepiting bakau. Merujuk data BKIPM Ambon, selama 2021 ekspor kepiting bakau dari Maluku berjumlah 80.229 ekor dengan nilai Rp 4,7 miliar.
“Dengan bertambahnya negara tujuan ekspor diharapkan volume ekspor komoditas perikanan Maluku, khususnya kepiting bisa lebih meningkat lagi di tahun 2022,” harap Hatta.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.neraca.co.id/article/159075/pelaku-usaha-perikanan-di-maluku-ekspor-perdana-ke-tiongkok
Salam,
Divisi Informasi