Kita jelas tahu, tidak semua pelabuhan melakukan pelayanan setiap hari. Karena disesuaikan dengan kondisi sebuah daerah pelabuhan. Biasanya pelabuhan tersebut berada di daerah terpencil dan hanya disandari kapal berisikan barang ekspor daerah lain. Namun kebanyakan adalah pelabuhan di kota-kota besar, yang notabene kegiatan bisnis di sebuah kota tersebut cukup padat, maka jelas banyak kapal pengangkut barang ekspor dari daerah lain yang berlabuh.
Sekarang kita fokus pada pelabuhan Indonesia di kota yang memang banyak melakukan pelayanan operasional. Contohnya seperi Pelabuhan Perak di Surabaya, Pelabuhan Priuk di kota Metropolitan Jakarta, Pelabuhan di Medan dan di Makassar.
Semakin banyak kegiatan operasional ekspor maupun impor barang maka jelaslah diperlukan pula ekstra persiapan matang dari sisi peralatan operasional. Kita sebut saja seperti alat forklift, Container Crane (CC), RTG (Rubber Tyred Gantry), HMC (Harbour Mobile Crane), Head Truck dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, dari sisi safety manajemen pun wajib dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mengantisipasi bila ada situasi kegawatdaruratan (gempa, air rob, kebakaran, angin kencang) accident, near Miss accident, medical treatment injury, lost Time injury, atau yang lebih fatal lagi yaitu accident fatality/kematian di sebuah unit kerja Pelabuhan tertentu.
Sekarang saya fokuskan pada pembahasan safety manajemen. Sebab pelayanan prima operasional pelabuhan erat kaitannya dengan manajemen safety yang baik. Jika manajemen safety nya tidak baik maka akan menimbulkan pelayanan operasional tidak optimal.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://retizen.republika.co.id/posts/12782/pelayanan-operasional-pelabuhan-indonesia-yang-optimal-melalui-peningkatan-safety-culture
Salam,
Divisi Informasi