JAKARTA-Rencana pemerintah memberikan tarif khusus bagi pelayaran jarak pendek perlu segera diterapkan sebagai insentif pengganti bagi pebisnis pelayaran yang telah menggunakan BBM nonsubsidi.
Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan konsep pelayaran jarak pendek atau short sea shipping (SSS) perlu mendapat perlakuan istimewa di pelabuhan. Salah satunya dengan memberikan dermaga khusus dan tarif kepelabuhanan yang lebih rendah.
Perlakuan khusus itu, imbuhnya, selain sebagai pemanis agar terjadi peralihan pengiriman barang dari moda transportasi angkutan jalan ke angkutan laut, melainkan pula sebagai kompensasi kepada perusahaan pelayaran yang sudah berkomitmen tidak menggunakan BBM bersubsidi.
Pada sisi lain, jika pemerintah bertekad membangun pertumbuhan industri dan aktivitas ekonomi di wilayah timur Indonesia, pemerintah dapat menggunakan kapal pelayaran jarak pendek seperti kapal roll on – roll off (ro-ro) ataupun jenis kapal landing craft tank (LCT) untuk sementara waktu.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), menuturkan sejak awal pihaknya mendorong agar pengiriman barang menggunakan angkutan laut lebih kompetitif. Salah satunya, dengan memberikan tarif kepalabuhanan yang lebih murah bagi pelayaran jarak pendek ketimbang pelayaran pada umumnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 1 Oktober 2014