PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memerlukan investasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12 triliun pada tiga tahun ke depan guna memodernisasi pelabuhan-pelabuhan utama yang dikelola perseroan.
Direktur Keuangan Pelindo III, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menguraikan setengah dari kebutuhan investasi tersebut terpenuhi dari penerbitan surat utang global (global bond) senilai US$ 500 juta.
Meski demikian, perseroan masih memerlukan investasi lanjutan dengan nilai setara utang global itu. Kebutuhan tersebut kemungkinan besar mengandalkan dana internal dan utang komersial. “Untuk surat utang lagi dalam waktu dekat tidak memungkinkan,” jelasnya seperti dilansir maritimmedia.com.
Dia menggambarkan bahwa perseroan telah menetapkan rasio utang terhadap laba tidak boleh lebih dari tiga kali. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka per 2014 nilai utang yang masih bisa dibuat sejumlah US$ 660 juta dengan dasar perhitungan laba di 2013 US$ 220 juta. Adapun utang perseroan saat ini berjumlah US$ 580 juta sehingga masih ada kesempatan untuk menghimpun dana eksternal US$ 80 juta. Askhara menilai kesempatan mencari dana eksternal akan bertambah besar bila realisasi laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortasi US$ 250 juta tahun ini.
Sejumlah pengembangan yang sedang dilakukan Pelindo III antara lain pembangunan Terminal Teluk Lamong berkapasitas 1,5 juta TEUs. Perseroan juga melakukan modernisasi pelabuhan antara lain dengan membeli 2 ship to shore crane untuk Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Moderninasi alat melalui pembelian ship to shore crane juga dilakukan di Tanjung Perak dan Banjarmasin. Sementara di pelabuhan lain seperti Benoa, Bali akan dibangun terminal khusus kapal Cruise.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2014/10/06/pelindo-iii-butuhkan-dana-12-triliun-untuk-modernisasi-pelabuhan/