Bisnis.com, JAKARTA – Membludaknya pemain kargo udara dadakan diklaim membuat keseimbangan tarif layanan logistik di pasaran menjadi rusak. Mereka saling berebut kue pasar logistik demi bertahan hidup di tengah kondisi pandemi Covid-19..
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) Bidang Transportasi dan Infrastruktur Hari Sugiandi mengatakan keberadaan maskapai pengangkut penumpang seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya, Citilink hingga Lion Air Group yang beralih fokus ke bisnis kargo merusak harga pasar bisnis kargo udara.
Pasalnya, maskapai penumpang ini memberikan harga yang sangat murah agar para pelaku logistik memilihnya sebagai sarana angkutan kargo udara. Maskapai ini diklaim berprinsip yang penting ada keuntungan sedikit daripada pesawatnya parkir di bandara yang menyebabkan adanya biaya tambahan.
“Satu harganya murah banget memang menolong, tapi mereka niatnya mau cari survive [bertahan hidup], tak kuat maintenance, jadinya banyak load [ruang] yang tak terisi, terlihat di beberapa maskapai. Sayangnya, mereka tidak berani melayani kargo ke wilayah timur, multilang tidak mau,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/4/2020).
Padahal, lanjutnya, permintaan ke wilayah timur itu banyak sekali, seperti ke wilayah Manokwari dan Merauke. Hal ini justru membuat aktivitas kargo jadi tidak maksimal, sehingga terjadi over supply atau kelebihan penawaran maskapai kargo.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200428/98/1234031/pemain-bisnis-kargo-udara-dadakan-diklaim-rusak-tarif-pasar
Salam,
Divisi Informasi