JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi mengklaim konsumsi BBM bersubsidi mulai berkurang sejak program pembatasan penjualan BBM bersubsidi diberlakukan pada 1 Agustus lalu. Sebaliknya, konsumsi bahan bakar minyak non-subsidi, seperti Pertamax dan Pertamina Dex, terus meningkat.
Penjualan Pertamax di stasiun pengisian bahan bakar umum jalan tol yang biasanya hanya 50 kiloliter meningkat menjadi 150 kiloliter per hari sejak dimulainya pembatasan pada 6 Agustus lalu. Sedangkan penjualan Pertamina Dex di SPBU Jakarta Pusat, yang sebelum pembatasan 1 Agustus hanya 1 kiloliter, menjadi 7 kiloliter per hari.
“Saya terkejut dengan peningkatan penjualan BBM non-subsidi itu,” kata anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim, saat dihubungi Tempo kemarin. Becermin pada data ini, ia menuturkan, terlihat bahwa posisi Premium dan solar sudah mulai tergantikan. “Sementara kami belum bisa evaluasi, karena baru sepekan. Tapi trennya seperti itu.”
Menurut Hasyim, dampak positif pembatasan penjualan BBM bersubsidi tak hanya terjadi di Jakarta Pusat dan jalur jalan tol. Beberapa wilayah di Sumatera juga menunjukkan tren bagus. Di Pertamina wilayah Sumatera bagian utara, kata dia, konsumsi solar sejak 4 Agustus menurun sampai 9-10 persen. Sedangkan di wilayah Sumatera bagian selatan turun 5-6 persen.
Penurunan konsumsi solar itu berbanding lurus dengan meningkatnya angka penjualan Pertamina Dex, yang merupakan produk solar non-subsidi. Di Sumatera bagian utara, yang meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, penjualan Pertamina Dex meningkat 10 persen. “Sementara di Sumatera bagian selatan (Sumatera Selatan dan Lampung) naik 10 persen lebih sedikit,” katanya.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://koran.tempo.co/konten/2014/08/11/348862/Pembatasan-BBM-Bersubsidi-Diklaim-Berhasil