REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-Pemerintah harus mendukung dan mendorong peningkatan daya saing kereta api barang. Pasalnya penggunaan moda ini memiliki multimanfaat. Daya saing kereta api barang yang kalah terhadap moda transportasi jalan dan laut, kata Setijadi, mengakibatkan penggunaan moda rel masih sangat kecil yaitu berkisar 1,1 persen.
“Daya saing kereta api barang harus didorong pemerintah,” kata Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (9/7). Sementara, transportasi jalan (trucking) mendominasi sekitar 91,3 persen dan moda transportasi laut sekitar 7,6 persen. Padahal moda transportasi rel memiliki multi manfaat.
Selama ini, daya saing kereta barang terkendala antara lain karena terbebani dua komponen pungutan yang besar yakni PPN 10 persen dan track access charge (TAC). Selain mengkaji ulang pengenaan PPN dan TAC, pemerintah juga perlu mempertimbangkan pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) kereta barang untuk semua komoditas dan semua wilayah.”Proporsi nilai BBM bersubsidi untuk kereta barang sangat kecil. Dari analisis SCI, BBM kereta barang hanya sekitar 1,02 persen dari kuota BBM bersubsidi sektor transportasi, sehingga biaya subsidinya sangat kecil dibandingkan manfaat yang banyak tersebut,” tutur dia.
Selain itu, lanjut Setijadi, pemerintah juga harus mendorong pengalihan pengangkutan barang ke kereta api dengan regulasi beserta implementasi di lapangan yang kuat. Langkah ini bisa disinergikan dengan implementasi zero overdimension & overload (ODOL) yang tengah berjalan.
Menurut Setijadi, multi manfaat penggunaan kereta barang pertama, penurunan tingkat kemacetan, karena kapasitas pengangkutan kereta yang besar. Kereta barang dapat menarik 30 rangkaian yang masing-masing mengangkut satu kontainer 40 kaki atau dua kontainer 20 kaki. Hal ini berarti satu kereta barang dapat mengalihkan penggunaan 30 truk kontainer 40 kaki atau 60 truk kontainer 20 kaki.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/qd7fn0380/pemerintah-harus-dorong-daya-saing-kereta-api-barang
Salam,
Divisi Informasi