JAKARTA-Kementerian Perindustrian memproyeksikan penaikan bensin bersubsidi akan mendongkrak besaran biaya produksi lantaran ongkos logistik terkerek.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku tak bisa memastikan besaran biaya logistik di dalam struktur ongkos produksi. Namun, secara keseluruhan lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) bakal menaikkan biaya produksi sekitar 4%.
“Mungkin yang akan terganggu adalah biaya logistiknya. Tapi BBM [yang digunakan untuk produksi] tidak terpengaruh karena umumnya industri menggunakan BBM industri, tuturnya, Senin (10/11).
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto mengatakan efek penaikan harga BBM bersubsidi paling terasa bagi pelaku industri skala besar, seperti produsen semen, besi dan baja, serta otomotif.
ENERGI LISTRIK
Pelaku industri mengaku lebih resah menyingkapi kebijakan pemerintah mencabut subsidi listrik untuk pelanggan. Golongan industri. Porsi biaya energi mencakup listrik dalam struktur biaya produksi industri besi baja, khususnya di sektor hulu, jauh lebih besar ketimbang ongkos logistik.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 11 November 2014