KONTAN.CO.ID – Global Economics Forecast Report 2021 dari ICAEW dan Oxford Economics melaporkan temuan menarik mengenai ekonomi hijau. Dua lembaga ekonomi itu menjelaskan, inovasi teknologi jadi salah satu faktor pendorong ekonomi hijau di Asia Tenggara. Laporan itu juga menyebutkan, peluang bisnis akan mengarah pada upaya mengatasi dampak perubahan iklim. Peluang ini tentunya patut disambut positif untuk keberlanjutan masa depan pasca COVID-19.
Menurut laporan tersebut, keberlanjutan dapat terlaksana lebih cepat pada industri pertanian dan peternakan yang mendominasi di Asia Tenggara. Dua industri itu mampu menjalankan ekonomi hijau bila mendapat dukungan investasi dan mempercepat inovasi teknologi.
“Untuk ekonomi Asia Tenggara yang lebih bergantung pada industri pertanian dan peternakan, kemajuan yang lebih lambat dalam memperkenalkan dan adopsi energi terbarukan dapat menjadi tantangan nyata bagi pertumbuhan PDB mereka dalam jangka panjang,” demikian dinyatakan dalam dokumen itu.
Laporan itu sejalan dengan pernyataan Thomas Lembong dari Komite Investasi Jakarta yang menganggap investasi hijau adalah proyek jangka panjang dan mampu menjadi penyelamat ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan investasi dan inovasi start up Indonesia yang mampu mengolah sampah dengan inovasi teknologi.
Pelaku industri pun menyadari pentingnya pengembangan industri hijau sebagai bagian dari rencana pertumbuhan jangka panjang. Kini makin banyak perusahaan yang menerapkan energi hijau, salah satunya PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk (WMPP). Emiten industri poultry dan meat processing ini sedang mengembangkan Bio-CNG (Compressed Natural Gas) sebagai bagian pemanfaatan energi terbarukan oleh perusahaan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://industri.kontan.co.id/news/penerapan-energi-hijau-di-industri-peternakan-demi-pertumbuhan-keberlanjutan
Salam,
Divisi Informasi