KALABAHI, KOMPAS-Kehadiran kapal pengangkut yang diintegrasikan pada program tol laut yang dicanangkan pemerintah ternyata belum mampu menekan harga barang kebutuhan pokok di daerah kepulauan, seperti Nusa Tenggara Timur. Harga barang kebutuhan pokok yang diangkut dengan kapal tol laut tetap sama dengan harga barang di daerah itu. Pemerintah daerah juga enggan membangun gudang untuk bahan pokok dari kapal tol laut itu.
Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur, Amon Djobo di Kalabahi, Minggu (2/4), mengatakan kehadiran kapal Sabuk Nusantara dari Surabaya, Alor, Wetar (Maluku), sampai Papua belum memberi dampak maksimal. Padahal, tujuan pengoperasian kapal itu di antaranya demi menekan harga bahan pokok.
“Seharusnya kapal yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini bisa menekan harga bahan pokok yang terus melambung saat ini,” kata Djobo.
Harga gula pasir termurah di Kalabahi, kata Djobo, mencapai Rp17.500 per kilogram, beras termurah Rp13.000 per kg, bawang putih Rp50.000 per kg, bawang merah Rp40.000 per kg, dan minyak goreng Rp28.000 per liter. Harga yang sama berlaku untuk bahan pokok yang diangkut kapal tol laut ke Alor.
Djobo pun menyatakan enggan menyediakan gudang untuk menampung bahan pokok yang diangkut dengan kapal tol laut. Dengan harga bahan pokok seperti itu, ujarnya, sebaiknya pengusaha yang mengirim barang melalui kapal tol laut mengupayakan gudang sendiri.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Senin, 3 April 2017.
Salam,
Divisi Informasi