SEMARANG TENGAH -Pengusaha angkutan barang ingin menyambut era revolusi industri 4.0 dengan menggunakan truk-truk berteknologi standar Euro 4 yang lebih ramah lingkungan.
Namun demikian tidak semua dari mereka mampu mengganti truk-truk miliknya, karena kesulitan dana. ”Selain itu, kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia kurang baik untuk truk standar Euro 4. Sehingga kami perlu dukungan insentif dari pemerintah. Bisa dari sisi subsidi pembelian, pajak, sampai menyediakan kualitas BBM yang mendukung,” kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY, Bambang Widjanarko Rabu (13/3).
Dia mengatakan penerapan penggunaan truk standar Euro 4 di Indonesia, harus secepatnya dilakukan, karena negara ini sudah sangat terlambat dibandingkan negara-negara di Eropa. ”Bahkan di Eropa saat ini sudah standar Euro 6. Tetapi hambatan selalu ada dalam meregenerasi truk tua. Padahal teknologi-teknologi truk di era industri 4.0 mampu meniadakan praktik over dimension and over loading (ODOL) yang menyebabkan kerusakan truk dan infrastruktur jalan,” katanya Minggu (10/3).
Diungkapkan Bambang, banyak pengusaha truk yang belum bisa mendapatkan laba ideal dalam bisnisnya. Jasa muatan yang dihargai murah. Lantas jalan-jalan umum di Indonesia tidak mendukung untuk ritase dan utilitas bagi truk. ”Solusi terburuk dari yang terburuk. Pengusaha atau pengemudi melakukan praktik ODOL. Truk juga dipacu terus menerus. Truk-truk tua masih tetap dijalankan,” terangnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/174452/pengusaha-angkutan-barang-kesulitan-regenerasi-truk
Salam,
Divisi Informasi