TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) meminta pemberlakukan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) truk angkutan barang yang semula miulai berlaku awal 2023 ditunda.
Mereka beralasan kebijakan Zero ODOL akan membebani konsumen.
Staf Khusus Aptindo Josafat Siregar mengatakan, penerapan Zero ODOL awal 2023 akan memicu kenaikan jumlah truk yang beroperasi, kenaikan konsumsi bahan bakar solar, lonjakan subsidi bahan bakar solar, kemacetan dan kenaikan inflasi.
Dia mengungkapkan dari hasil kajian angkutan tepung terigu nasional yang dilakukan Aptindo pada Juli 2022 lalu, untuk pengiriman sekitar 6,7 juta metrik ton (MT) tepung terigu tanpa penerapan Zero ODOL, jumlah truk yang digunakan sekitar 436.243 truk dari jenis tronton hingga truk engkel (4 ban).
Sementara ongkos angkutnya mencapai Rp 950,9 miliar. Total bahan bakar solar yang digunakan sekitar 9,24 juta liter dan total subsdi bahan bakar solar yang dikeluarkan negara sebesar Rp 79 miliar.
Jika diberlakukannya kebijakan Zero ODOL pada 2023 mendatang, Josafat menuturkan dengan pengiriman tepung terigu sekitar 6,9 juta MT tadi, jumlah truk akan bertambah menjadi 1,17 juta truk atau ada tambahan 730.948 truk atau naik sebanyak 167,5 persen.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://m.tribunnews.com/amp/bisnis/2022/10/13/pengusaha-tepung-terigu-minta-penundaan-aturan-zero-odol
Salam,
Divisi Informasi