Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Bidang Angkutan Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengeluhkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak memberi dampak signifikan terhadap industri transportasi dan logistik karena tak diikuti penurunan harga suku cadang.
Dia pun mengatakan dalam mekanisme rantai pengiriman barang, baik melalui darat, laut, atau udara, terkena imbas dengan harga konsumen yang masih tinggi.
Menurut Kyatmaja, kondisi itu tak lepas dari faktor inflasi yang tak berhasil ditangani secara baik. Kyatmaja menilai pemerintah haruslah menjaga agar purchasing power parity (PPP) itu tetap tinggi agar tak mengganggu daya beli.
“Inflasi tinggi adalah kendala di semua ekonomi ketika ada inflasi maka tiap tahunnya pasti naik, bahkan pada 2015 dalam keadaan ekonomi buruk Indonesia masih mengalami inflasi 3,35%, dan dengan turunnya harga BBM, tidak serta merta akan melenyapkan inflasi, dan purchasing power parity kita lemah,” kata Kyatmaja kepada Bisnis, Sabtu (23/1/2016).
Direktur Utama PT Lookman Djaja ini berpandangan di tengah penurunan harga minyak dunia, Pertamina tidak juga menurunkan harga pelumas. Sebaliknya, harga pelumas dan oli cenderung naik. Padahal untuk memproduksi ban dibutuhkan 4 liter minyak.
Sumber dan berita selengkapnya: