Bisnis.com, JAKARTA-Perekonomian global yang tengah melambat karena momok perang dagang diakui menyulitkan langkah ekspor. Namun, langkah Kementerian Perdagangan untuk terus melakukan penetrasi pasar baru dianggap sudah tepat guna tidak membuat kondisi ekspor Indonesia makin anjlok.
Gencarnya upaya pemerintah melakukan perjanjian-perjanjian baru dengan negara-negara lain setelah tahun-tahun sebelumnya tampak vakum, dinilai sebagai hal positif yang diharap bisa mendongkrak neraca perdagangan ke depan.
“Sudah tepat yang sedang diinisiasi sekarang,” ujar Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus, kepada wartawan di Jakarta.
Heri melihat, dalam 2 tahun terakhir memang upaya ini gencar dilakukan Kementerian Perdagangan. “Baru kali ini mau gencar lagi. Ini di satu sisi positif. Tapi, harus diantisipasi juga timbal baliknya,” imbuhnya, menyoal upaya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan jajarannya.
Ia mengingatkan, ada hal yang harus diantisipasi. Untuk mengantisipasi timbal balik impor yang makin deras dari adanya perjanjian dagang, harus ada penguatan manufaktur. Kalau tidak, Indonesia akan sulit bersaing dengan produk luar.
Pemilihan negara berkembang, misalnya di kawasan Amerika Latin dan Afrika, pun diapresiasi karena dianggap bisa meminimalkan risiko lesunya perdagangan dari mitra dagang besar Indonesia yang sedang terlibat perang dagang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190627/9/938748/perjanjian-internasional-dinilai-dongkrak-neraca-perdagangan
Salam,
Divisi Informasi