JawaPos.com – Ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan kebutuhan pasar menjadi tantangan penerapan sistem logistik ikan nasional (SLIN). Maka, diperlukan sinergi antara para pelaku usaha.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengatakan bahwa sebanyak 81 persen produksi perikanan, terutama produksi perikanan tangkap, berada di luar Pulau Jawa. Sementara itu, 50 persen unit pengolahan ikan (UPI) berpusat di Pulau Jawa.
“Karena itu, diperlukan sinergitas antarpelaku usaha agar produk pengolahan ikan nasional lebih kompetitif, baik dari segi harga maupun kualitas,” ucap Artati, Selasa (17/11).
Melalui program SLIN dari 2016 hingga sekarang, Ditjen PDSPKP telah membangun dan melengkapi fasilitas sarana dan prasarana penunjang logistik hasil perikanan. Misalnya, cold storage, kendaraan berpendingin, serta pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) di Biak dan Mimika.
Ke depan, jumlah fasilitas penunjang lain terus ditambah. Tujuannya adalah memperkuat sistem logistik perikanan nasional. “Mulai tahun ini, KKP mengembangkan penggunaan portable cold storage yang sangat cocok digunakan di pesisir karena lebih praktis dan mudah dipindah,” terang Artati.
Sementara itu, untuk menunjang konektivitas dan efisiensi rantai pasok hasil perikanan, dibutuhkan peran penyedia jasa logistik. Terutama, yang memiliki layanan multimoda. Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya guna memperlancar aliran ikan dari sentra produksi ke sentra industri.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/18/11/2020/perkuat-distribusi-perikanan-butuh-sinergi/
Salam,
Divisi Informasi