JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini pemerintah melalui Perum Bulog tengah melakukan impor daging kerbau asal India sebanyak 10.000 ton. Rencananya, daging kerbau tersebut akan masuk bertahap dalam bulan ini hingga mencapai target pesanan sebanyak 10.000 ton.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menyayangkan keputusan pemerintah terkait keputusan impor daging kerbau asal India. “Jelas masuknya daging berisiko masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kedua, distorsi terhadap peternakan sapi rakyat. Semangat dan minat beternak sapi akan menurun drastis dan implikasinya kita menjadi net importer,” ujar Teguh Boediyana kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).
Teguh menjelaskan, seharusnya pemerintah menahan diri rencana mengimpor daging kerbau asal India atau daging dari negara manapun yang belum bebas PMK ke Indonesia. Teguh mengatakan, terlebih, saat ini masih ada uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap Undang-Undang (UU) No.41/2014 yang membuka peluang masuknya daging sapi dari negara yang belum bebas PMK.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti menjelaskan selain daging kerbau, impor daging sapi juga akan terus berjalan. Menurut Djarot, untuk tahap ini impor daging kerbau akan masuk lebih dulu dari daging sapi, dan pihaknya perlu mengintervensi pasar sekaligus butuh waktu untuk mensosialisasikan daging kerbau ke masyarakat.
“Supaya bisa mengintervensi pasar lebih bagus. Pertama, itu kan yang disuruh impor baru Bulog. Artinya kita harus secepatnya. Kedua, biar kami ada waktu mensosialisasikan bahwa daging kerbau itu adalah daging sehat,” pungkas Djarot.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/07/08/163439126/peternak.lokal.tolak.keputusan.pemerintah.impor.daging.kerbau.asal.india
Salam,
Divisi Informasi