JAKARTA-Kehilangan peti kemas saat proses pengangkutan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok masih terus terjadi akibat belum terintegrasinya sistem database peti kemas yang terdapat di depo penumpukan dengan yang beredar di pelabuhan.
Sekretaris Wilayah Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda Provinsi DKI Jakarta Maradang Rasjid mengatakan perlunya mengintegrasikan database peti kemas di depo penumpukan milik perusahaan pelayaran dengan yang beredar di pelabuhan.
“Sampai sekarang kami masih terima laporan peti kemas hilang saat proses delivery, tetapi mayoritas kondisi peti kemas itu tanpa muatan atau empty,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/10).
Maradang mengatakan untuk menghindari terulangnya kehilangan peti kemas saat proses delivery hendaknya order pengangkutan lebih selektif.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 14 Oktober 2014