JAKARTA – Poros maritim yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus bisa mencapai ketahanan pangan, energi, dan pertahanan sehingga berujung pada ketahanan ekonomi bagi Indonesia.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal Arifin, mengatakan saat ini gagasan poros maritim terkesan lebih banyak di atas permukaan laut, seperti tol laut, pelabuhan-pelabuhan, pelayaran, dan transportasi.
Menurut Zainal, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kekuatan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim. Dia berharap pembangunan infrastruktur itu juga akan memajukan dunia perikanan Indonesia.
Potensi Nonhayati
Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro Semarang, Sahala Hutabarat, mengatakan bicara mengenai poros maritim tidak sekadar transportasi dan apa pun yang ada di atas laut. Ada potensi di dalam laut yang tidak boleh dilupakan, baik keanekaragaman hayati maupun nonhayati.
“Potensi nonhayati misalnya sumber-sumber minyak, gas, dan mineral yang ada di dalam laut. Sedangkan keanekaragaman hayati, laut Indonesia memiliki potensi yang sangat besar,” tutur mantan dirjen Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan itu.
Sahala mengatakan 73 persen wilayah Indonesia yang berupa lautan memiliki kekayaan hayati yang paling besar di dunia sehingga disebut sebagai megabiodiversity.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://www.koran-jakarta.com/?23861-poros%20maritim%20harus%20berujung%20pada%20ketahanan%20ekonomi