JAKARTA-Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia menilai bahwa pembangunan pusat logistik berikat belum efektif untuk menurunkan biaya logistik karena maraknya kartel di industri logistik.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Akbar Djohan mengakui bahwa pembangunan pusat logistik berikat merupakan solusi yang disusun pemerintah untuk menurunkan angka dwelling time atau waktu inap barang.
Dia menilai, pemerintah masih berfokus pada masalah logistik yang berkaitan dengan kepelabuhan. Padahal, masih banyak permasalahan menyangkut logistik yang terjadi di sektor lain.
“Pemerintah mencoba membuat solusi permasalahan logistik dengan membangun pusat logistik berikat. Setelah dibuat, dwelling time tidak serta merta turun,” kata Akbar, Senin (26/7).
Menurutnya, sekalipun pemerintah menargetkan pembangunan pusat logistik berikat dalam jumlah yang sangat banyak di seluruh Indonesia, semua rencana itu akan sia-sia karena permasalahan rantai pasokan masih belum terselesaikan.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Rabu, 27 Juli 2016.
Salam,
Divisi Informasi