Bank Dunia memperkirakan harga komoditas global tahun ini akan turun dengan laju tercepat sejak pandemi Covid-19. Hal itu berpotensi mengaburkan prospek pertumbuhan negara berkembang yang bergantung pada ekspor komoditas.
Di sisi lain, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) meramal, ekspor Indonesia ke depan bisa stagnan. Hal itu dapat terjadi jika Indonesia tidak segera membenahi sejumlah sektor penopang ekspor.
Dalam laporan Prospek Pasar Komoditas Edisi April 2023 yang dirilis 27 April 2023, Bank Dunia menyebutkan, setelah naik 45 persen pada 2022, indeks harga komoditas diperkirakan turun 21 persen pada 2023 dan tetap stabil pada 2024. Penurunan indeks itu sudah terjadi selama enam bulan terakhir.
Indeks harga komoditas nonenergi, termasuk pangan, diperkirakan turun sekitar 10 persen pada 2023 dan 3 persen 2024. Begitu juga indeks harga komoditas energi bakal turun 26 persen pada 2023 meskipun pada 2024 akan naik tipis 0,1 persen.
Harga rata-rata minyak mentah Brent pada 2023 diperkirakan 84 dollar AS per barel, turun 16 persen dari rata-rata tahun 2022. Harga gas alam di Eropa akan anjlok sebesar 53 persen. Adapun harga batubara juga diperkirakan turun 42 persen pada 2023 dan 23 persen pada 2024.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/05/01/meramal-penurunan-harga-komoditas-dunia-dan-potensi-stagnasi-ekspor-ri
Salam,
Divisi Informasi