Jakarta – Rantai pasok yang panjang dianggap sebagai pemicu harga pangan tinggi hingga ke tingkat konsumen. Hal ini terungkap dalam diskusi Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
“Masalah utamanya ada di rantai pasok. Rantai pasok yang terlalu panjang, yang memberikan peluang setiap titik distribusi itu mengambil untung yang tinggi. Harga akan menjadi semakin tinggi di end user kalau salah satu titik distribusi itu terbentuk yang namanya kartel, atau ada praktek mafia di situ. Ini yang membuat harga menjadi semakin excessive,” kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf fi di Kantor KEIN, Jakarta, Selasa (14/06/16).
Selain harga pangan, diskusi itu juga menyorot regulasi soal sistem kuota dalam pengadaan komoditas pangan. Menurut Syarkawi, apabila pemerintah menerapkan sistem kuota di hulu, maka perlu ada pengawasan ketat di sisi hilir.
Namun, menurut Syarkawi, yang terjadi justru di hulu diatur dengan kuota, namun di hilir dibiarkan tanpa pengawasan.
“Ini yang membuat harga komoditas pangan kita sangat berfluktuasi. Itulah sebabnya kadang-kadang harga di peternak atau produksi atau di pabrik beda jauh dengan harga di end user karena di rantai distribusi yang terlalu panjang dan regulasi yang tidak pas kita ubah,” tambahnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://finance.detik.com/read/2016/06/14/190000/3233354/4/rantai-distribusi-panjang-biang-kerok-harga-pangan-mahal?mpifinance