JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah mengakui ada anomali dalam perdagangan komoditas pangan dalam beberapa pekan ini. Pasokan beberapa komoditas sudah lama ditambah, tetapi harga tetap naik. Oleh karena itu, pemerintah meminta aparat kepolisian meneliti rantai pasok pangan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kepada Kompas di Jakarta, Selasa (7/6), mengatakan, ada anomali dalam perdagangan komoditas sudah berlebih, tetapi harga tidak serta merta turun. Ia mencontohkan, pada Juni pasokan minyak goreng sebanyak 1,8 juta ton dengan perkiraan permintaan 455.000 ton. Pasokan ayam 256.000 ton dengan kebutuhan hanya 112.000 ton. Pasokan telur ayam 261.000 ton, sementara kebutuhannya 131.000 ton.
Mengurangi Rantai
Secara terpisah, Ketua komite Ekonomi dan Industri Nasional Soetrisno Bachir menyebutkan, pemerintah harus mengurangi mata rantai distribusi pangan. Hal ini juga berlaku pada komoditas daging sapi yang rantai distribusinya sangat panjang.
Aplikasi Belum Efektif
Penerapan aplikasi digital untuk pengadaan dan distribusi komoditas, seperti bawang merah, dinilai belum berjalan efektif untuk dapat menekan kenaikan harga. Selain skala bisnis masih kecil, sistem aplikasi dalam pengadaan, penyimpanan, dan distribusi sehingga membutuhkan investasi yang besar.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 8 Juni 2016